Pengertian Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Bertelur Disebut dengan

Assalamualaikum, Sobat Dimensiku! Ini Dia Pengertian Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Bertelur Disebut dengan 🐣

Berbicara mengenai hewan, setiap spesies memiliki cara berkembang biak yang berbeda-beda. Tidak jarang kita menemui hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Namun, tahukah Sobat Dimensiku bahwa ada sebutan khusus untuk hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur? Ya, hewan tersebut disebut dengan ovipar atau ovovivipar.

Apa Itu Hewan Ovipar?

Hewan ovipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Dalam proses berkembang biaknya, induk betina meletakkan telur yang kemudian dierami hingga menetas menjadi anak-anaknya. Telur dari hewan ovipar memiliki ciri khusus, yaitu mengandung sari makanan dan nutrisi yang cukup untuk mendukung perkembangan embrio hingga siap menetas.

Apa Itu Hewan Ovovivipar?

Selain ovipar, ada juga hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar. Hewan ovovivipar adalah hewan yang telurnya menetas dalam tubuh induknya dan baru keluar ketika telur tersebut sudah menetas. Proses ini dilakukan karena induknya ingin melindungi dan memberi nutrisi yang cukup pada anaknya.

Apa Saja Jenis-Jenis Hewan Ovipar?

Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa jenis hewan ovipar, di antaranya adalah:

Jenis Hewan Contohnya
Reptil Kadal, ular, dan buaya
Aves Ayam, burung merpati, dan burung hantu
Ikan Lele, gabus, dan gurame
Amfibi Katak, salamander, dan tokek
Artropoda Labalaba, kepik, dan capung

Apa Saja Kelebihan Hewan Ovipar?

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki hewan ovipar, di antaranya:

1. Mempercepat Proses Reproduksi

Dalam melakukan reproduksi, hewan ovipar lebih cepat dan lebih mudah dalam memproduksi keturunan baru. Proses kopulasi dan pematangan sperma pada hewan ovipar lebih singkat dibandingkan hewan yang berkembang biak dengan cara vivipar.

2. Lebih Hemat Energi

Hewan ovipar lebih hemat energi karena tidak perlu membawa embrio yang berkembang biak dalam tubuhnya selama 9 bulan atau lebih. Induk betina hanya perlu memproduksi dan menyerahkan telur untuk dierami dan menetas.

3. Mengurangi Risiko Infeksi

Tidak seperti hewan vivipar yang memproduksi bayi dalam tubuhnya, hewan ovipar tidak cenderung terinfeksi oleh penyakit atau parasit yang dapat ditularkan melalui plasenta.

Apa Saja Kekurangan Hewan Ovipar?

Namun, kelebihan tersebut tidaklah diimbangi oleh berbagai kekurangan yang dimiliki hewan ovipar, di antaranya:

1. Risiko Kematian Lebih Besar

Bayi dari hewan ovipar harus memulai hidupnya sendiri tanpa ada bantuan dari induknya. Sehingga, risiko kematian pada bayi lebih besar dibandingkan dengan hewan yang berkembang biak dengan cara vivipar yang dapat memberikan bantuan dan nutrisi langsung pada bayinya.

2. Kesulitan dalam Mendapatkan Nutrisi

Bayi dari hewan ovipar harus mencari makan sendiri sejak dari awal kelahirannya. Dalam beberapa jenis, bayi harus mencari sendiri makanan yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya.

3. Memiliki Kebutuhan Nutrisi yang Tinggi

Telur dari hewan ovipar memiliki kandungan nutrisi yang cukup besar sehingga induk betina harus memproduksi telur dengan kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Selain itu, induk betina harus memberikan nutrisi tambahan untuk anak-anaknya setelah menetas.

FAQ tentang Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Bertelur

1. Apa yang dimaksud dengan hewan ovipar?

Hewan ovipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur.

2. Apa yang dimaksud dengan hewan ovovivipar?

Hewan ovovivipar adalah hewan yang telurnya menetas dalam tubuh induknya dan keluar ketika telur tersebut sudah menetas.

3. Apa saja jenis-jenis hewan ovipar?

Jenis-jenis hewan ovipar antara lain reptil, aves, ikan, amfibi, dan artropoda.

4. Apa saja kelebihan hewan ovipar?

Kelebihan hewan ovipar antara lain mempercepat proses reproduksi, lebih hemat energi, dan mengurangi risiko infeksi.

5. Apa saja kekurangan hewan ovipar?

Kekurangan hewan ovipar antara lain risiko kematian lebih besar, kesulitan dalam mendapatkan nutrisi, dan memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi.

6. Apa yang dimaksud dengan telur ovipar dan ovovivipar?

Telur ovipar adalah telur yang dierami hingga menetas menjadi anak-anaknya. Sedangkan telur ovovivipar menetas dalam tubuh induknya dan keluar ketika telur tersebut sudah menetas.

7. Apa yang harus dilakukan untuk memastikan telur ovipar terlindungi?

Telur ovipar harus ditempatkan di tempat yang aman dan jauh dari predator. Selain itu, sari makanan pada telur harus cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan embrio.

8. Apa yang harus dilakukan jika seekor hewan ovipar tidak memperhatikan telurnya?

Jika seekor hewan ovipar tidak memperhatikan telurnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain melindungi telur tersebut dari predator atau membawa telur tersebut ke tempat yang aman.

9. Apa saja jenis-jenis reptil ovipar?

Jenis-jenis reptil ovipar antara lain kadal, ular, dan buaya.

10. Apa saja jenis-jenis aves ovipar?

Jenis-jenis aves ovipar antara lain ayam, burung merpati, dan burung hantu.

11. Apa saja jenis-jenis ikan ovipar?

Jenis-jenis ikan ovipar antara lain lele, gabus, dan gurame.

12. Apa saja jenis-jenis amfibi ovipar?

Jenis-jenis amfibi ovipar antara lain katak, salamander, dan tokek.

13. Apa saja jenis-jenis artropoda ovipar?

Jenis-jenis artropoda ovipar antara lain labalaba, kepik, dan capung.

Kesimpulan: Perlu Menjaga Populasi Hewan Ovipar dan Ovovivipar

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hewan ovipar dan ovovivipar memiliki cara berkembang biak yang khas dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Namun, kita harus tetap menjaga populasi hewan ovipar dan ovovivipar agar tidak punah dan tetap berperan penting dalam ekosistem.

Jika Sobat Dimensiku tertarik untuk memelihara hewan ovipar atau ovovivipar, pastikan memahami cara pemeliharaannya dengan baik agar dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari hewan tersebut. Selain itu, jangan lupa untuk menjaga kelestarian alam dengan tidak membeli atau memperjualbelikan hewan yang dilindungi.

Salam Hangat,

Sobat Dimensiku!

*Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan sebagai informasi dan panduan. Tidak untuk dijadikan sebagai sumber medis atau menggantikan konsultasi dengan dokter hewan.