alat yang digunakan untuk menuangkan cairan malam pada kain disebut

alat yang digunakan untuk menuangkan cairan malam pada kain disebut

jawaban

Canting

Apa pengertian dari canting?​

Canting (dari bahasa Jawa, canthing, IPA:tʃanʈiŋ) adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas digunakan untuk membuat batik tulis, kerajinan khas Indonesia. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.

canting adalah sejenis alat yang digunakan untuk menggambar motif pada kain batik sedangkan menurut KBBIcan·ting n 1 sibur kecil (untuk mencedok minyak, sayur, an sebagainya); 2 pencedok air (dibuat dari bambu dan sebagainya); 3 pencedok lilin yang bercarat, dibuat dari tembaga (alat untuk membatik);

Apa yang dimaksud dengan canting dan fungsinya

FUNGSI CANTING

Nama canting diambil dari bahasa Jawa, yaitu “tʃanʈiŋ”. Apa fungsi dan kegunaaan dari pada alat yang disebut canting? Mari kita pelajari dan simak penjelasan berikut ini.

 

Pembahasan

Canting merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan atau mengambil larutan cair berwarna yang biasa digunakan untuk membuat batik, salah satu kerajinan khas milik budaya Indonesia. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.

Canting berguna untuk membuat pola batik dengan cairan berwarna yang disebut malam, material dasar canting umumnya adalah bahan tembaga dengan gagang dari bambu, namun media batik pada saat ini telah berkembang dan mulai berganti dengan teflon.

Sebuah canting tersusun dari:

1. Nyamplung: yaitu tempat ditampungnya cairan malam, nyamplung terbuat dari tembaga.

2. Cucuk: cucuk tergabung jadi satu dengan nyamplung, cucuk adalah tempat keluarnya cairan malam yang panas saat dipakai untuk menorehkan batik.

3. Gagang: gagang atau pegangan canting, biasanya terbuat dari bambu atau kayu.

Ada bermacam – macam ukuran canting yang disesuaikan dengan besar dan kecilnya lukisan batik yang akan digunakan. Saat menggunakan canting, seorang pengrajin memegang canting tersebut layaknya sebuah pena, malam cair yang masih panas dimasukkan ke dalam nyamplung dari wajan tempat dipanaskannya malam tersebut. Kemudian malam yang panas tadi ditiup agar suhunya menurun. Barulah batik dilukiskan dengan malam yang keluar dari cucuk tersebut, motif batik biasanya telah disiapkan dengan sketsa pensil